Pria bernama Michael Morton (57) dinyatakan bersalah membunuh istrinya, Christine, pada Agustus 1986. Pengacaranya mengatakan, tim penyidik dan investigator menyembunyikan bukti dari mereka yang bisa membebaskannya dari penjara.
Dalam kesaksiannya, Morton bersikeras mengatakan bahwa dirinya meninggalkan sang istri dan anaknya yang berusia 3 tahun pada pagi hari untuk bekerja dan menolak tuduhan jika dirinya yang membunuh sang istri.
Namun, dalam tuduhan yang disusun tim penyidik disebutkan jika Morton membunuh sang istri karena menolak bercinta dengannya seusai merayakan ulang tahunnya yang ke-32.
Dengan menggunakan teknik DNA yang belum tersedia pada pengadilan Morton pada tahun 1987, pihak otoritas berhasil mendeteksi DNA Christine pada bandana yang dipenuhi ceceran darah di dekat rumah Morton setelah pembunuhan bersama dengan pembunuh yang namanya tidak disebutkan. Tes DNA ini dilakukan oleh lembaga nonprofit Innocence Project, yang mengkhususkan diri pada pengujian tes DNA, atas keputusan pengadilan yang salah.
Sejumlah bukti yang disembunyikan, antara lain, wawancara polisi dengan anak Morton yang mengatakan bahwa penyerang bukanlah ayahnya serta kartu kredit dan cek sang istri digunakan setelah dia meninggal.
Akibat kesalahan vonis terhadapnya, pihak pengacara Morton akan mengajukan upaya rehabilitasi nama baiknya dan mengajukan kompensasi sebesar 80.000 dollar AS per tahun selama ia dalam penjara.
No comments:
Post a Comment